Apabila
kita memasuki suatu perpustakaan yang kita lihat pertama adalah jajaran buku
dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapi di rak buku rak majalah, maupun
rak-rak bahan pustaka lain. Bahan-bahan pustaka tersebut diatur menurut suatu
system tertentu sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menemukan kembali
bahan pustaka yang diperlukan. Perpustakaan merupakan salah satu sarana bahan
pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai
fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan,
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional. Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir ini juga
tersirat fungsi perpustakaan pada umumnya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus, setiap jenis
perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing yang berbeda antara yang satu dan
lainnya. Fungsi perpustakaan Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan
Umum, fungsi perpustakaan Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah. Karena
berbeda-beda, maka masing-masing perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda-beda
pula yang harus dicapai oleh masing-masing jenis perpustakaan.
Yang
akan kita bahas di sini adalah Perpustakaan Sekolah, lebih-lebih yang telah
dimiliki oleh SMK IKIP Surabaya. Adapun pengertian perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung
jawabnya ada kepada Kepala Sekolah, yang melayani sivitas akademika Sekolah
yang bersangkutan.
Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah menurut
Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 maret
1981, mempunyai fungsi sebagai :
a.Pusat
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum
dalam kurikulum sekolah
b.Pusat
Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan
Imajinasinya
c.Pusat
membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku
hiburan)
Semua fungsi tersebut akan
tergambar dalam koleksi perpustakaan yang bersangkutan.
Dengan
demikian, apabila kita bermaksud mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjalankan
fungsi perpustakaan sekolah di atas, maka kita harus membentuk masyarakat
belajar (Learning Society) yang terus-menerus belajar. Masyarakat belajar yang
demikian baru dapat tercapai apabila seluruh warga nya memiliki minat baca
(Reading Minded) dan minat baca demikian dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
awalnya dari Perpustakaan Sekolah.
Proses
pembentukkan masyarakat gemar membaca (Reading Minded Society) sebagai langkah
kearah masyarakat belajar (Learning Society) memerlukan waktu dan persiapan
yang cukup lama. Ketrampilan membaca, kesenangan membaca, dan kebiasaan membaca
harus mulai dirintis dan ditanamkan sejak anak mulai tahu membaca dan menulis.
Ketrampilan membaca yang dimaksud tidak hanya kemampuan untuk membaca dan
menyatukan huruf atau menghafal apa yang tertulis, akan tetapi juga memiliki
kemampuan untuk menjaring dan mengolah bahan bacaan sehingga mengembangkan daya
berpikir dan nalar anak. Lebih jauh lagi dari kurun waktu yang tidak terlalu
lama dalam menjaring informasi dalam sebuah buku, anak harus mampu menganalisa
bagian-bagian yang perlu dibaca sebagai isi atau pesan yang ingin disampaikan
baik dilihat dari bab isi buku secara keseluruhan maupun dilihat dari alinea
suatu bab. Kecepatan membaca, menjaring dan mengolah informasi ini semakin lama
semakin diperlukan mengingat melimpahnya informasi tentang Ilmu pengetahuan dan
Teknologi yang disampaikan melalui buku.
Kesenangan
membaca dapat ditumbuhkan melalui penyajian bahan bacaan yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat pembaca. Dalam konteks belajar mengajar, kesenangan
membaca buku Ilmu Pengetahuan dan teknologi dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
melalui keterpaduan antara kurikulum, proses belajar mengajar di kelas dan
penyediaan buku di Perpustakaan Sekolah. Apabila dalam proses belajar mengajar
yang dipakai mengharuskan masing-masing Bidang Studi mempergunakan berbagai
sumber bahan bacaan serta dalam proses pelaksanaannya guru melibatkan buku-buku
di Perpustakaan Sekolah sebagai salah satu sumber dalam menyelesaikan Bidang
studi yang di ajarkannya ke siswa. Maka dalam hal ini siswa akan merasakan
manfaatnya langsung buku-buku
Perpustakaan serta merupakan perangsang (Stimulus) bagi mereka untuk memperoleh
dan mencapai prestasi yang lebih tinggi.
Kepuasan yang mereka peroleh
dalam mengumpulkan dan menjaring informasi dari buku-buku perpustakaan akan
membawa kenikmatan membaca yang semakin tinggi (Reward) dan merupakan stimulus
(Respon) yang lebih besar untuk membaca lebih banyak dan dalam.
Ketrampilan
membaca dan kesenangan membaca merupakan Pre-Conditioning terhadap kebiasaan
membaca (ReadingHabit). Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya
di suatu masyarakat , maka buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari dan akan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Dalam
keadaan masyarakat yang demikianlah konsep belajar seumur hidup (Life long
Education) dapat terlaksana dengan baik. Sebenarnya kebiasaan-kebiasaan seperti
tersebut di atas dapat ditumbuh kembangkan dari diri sendiri, misalnya sering
mengkoleksi buku atau pinjam di perpustakaan, seperti halnya yang di lakukan
oleh penulis selama ini. Yang menjadi pertanyaan saat ini bagaimanakah kondisi
Perpustakaan Sekolah di SMK IKIP ? Dan
apakah warga Sekolah baik siswa maupun guru adakah yang pernah mengunjungi atau
meminjam buku di Perpustakaan Sekolah SMK IKIP ?
Dalam
dunia Pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah
satu sarana komunikasi bukan saja merupakan bagian integral dari dalam sistem
pendidikan, tetapi juga merupakan salah satu kunci untuk melepaskan diri kita
dari dominasi Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Negara-negara maju.
Dalam kaitan inilah perpustakaan
dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai suatu instalasi yang
bukan saja merupakan fisik mengumpulkan, mengatur dan menyediakan buku serta
ruang bacaan, akan tetapi benar-benar merupakan pusat komunikasi dan informasi
bagi masyarakat sekelilingnya.
Berdasarkan
uraian di atas, secara umum dapat dilihat betapa pentingnya peranan
Perpustakaan Sekolah dalam proses belajar mengajar, baik Perpustakaan sebagai
pusat kegiatan belajar, sumber informasi, maupun sebagai tempat rekreasi. Dan
yang terpenting harapan penulis semoga ke depannya di SMK IKIP Surabaya
terbentuk Reading Minded Society (Masyarakat Gemar membaca), baik antar guru,
murid atau warga SMK IKIP lainnya yang mengakibatkan berfungsi dengan baiknya
Perpustakaan Sekolah SMK IKIP Surabaya. Amin.
Sumber :
·Mujito,
Pembinaan Minat Baca, Jakarta, Universitas Terbuka, 1993
·Sulistyo
Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta, Grasindo, 1986
Definisi apa itu SEO versi Wikipedia (terjemahan dari bahasa Inggris)
“Optimisasi Mesin Pencari atau Search Engine Optimization (SEO) adalah sebuah proses untuk mempengaruhi tingkat keterlihatan (visibilitas) sebuah situs web atau sebuah halaman web di hasil pencarian alami (sering disebut juga dengan pencarian tak-berbayar, pencarian non-iklan, atau pencarian organik) dari sebuah mesin pencari.”
Istilah dengan kata-kata kita sendiri, Optimisasi Mesin Pencari atau Search Engine Optimization/SEO adalah:
“melakukan proses berupa aktifitas tertentu terhadap situs web atau halaman web Anda agar ketika para pengguna internet mencari sesuatu yang berhubungan dengan isi dari situs web atau halaman web kita itu, situs web atau halaman Anda tersebut ditampilkan di halaman 1 daftar hasil pencarian alami/tak-berbayar/non-iklan/organik”.
Ilustrasi Mengenai Apa Itu SEO ?
Agar lebih paham mari kita lihat tayangan video berikut :
Nah, jika Anda memperhatikan, yang bernama Joey menggunakan internet marketing untuk memasarkan produknya secara online. Dan salah satu elemen internet marketing yang digunakan adalah Search Engine Optimization (SEO). Di artikel ini kita akan bahas tuntas secara gamblang apa itu SEO dan pernak-perniknya. Selamat menikmati!Untuk lebih lanjutnya disini kita akan bahas setahap demi setahapMisalnya Anda memiliki situs web travel umroh dan tour muslim yang beralamat di www.denahajiumroh.com. Di situs tersebut ada paket-paket haji, umroh, dan tour muslim untuk tahun 2015 yang Anda pasarkan. Maka dengan melakukan SEO atau optimisasi mesin pencari yang baik dan benar, ketika ada yang mencari umroh untuk tahun 2015 atau paket tour muslim yang tersedia di tahun 2015 (dengan bantuan mesin pencari web misalnya di Google), situs web Anda akan berada di halaman pertama daftar hasil pencarian mesin pencari. Semakin baik peringkat di halaman pertama itu, semakin baik.Setelah situs Anda tersebut sukses di-SEO-kan, berikut inilah tampilan layar ketika pengguna internet mengetikkan umroh 2015 di mesin pencari Google.
Dan berikut ini tampilan layar (hasil halaman hasil pencarian mesin pencari atau Search Engine Result Page/SERP) ketika pengguna internet mengetikkan tour muslim 2015 di mesin pencari Google.
Begitulah ilustrasi aktifitas SEO yang tepat sasaran. Situs Anda akan mudah ditemukan oleh calon konsumen produk-produk, jasa-jasa, informasi perusahaan Anda, organisasi Anda, atau apapun yang akan Anda tawarkan kepada para audience / pengguna internet yang membutuhkannya (target pasar Anda).Catatan:
umroh 2015 dan tour muslim 2015 yang diketikkan oleh pengguna internet di mesin pencari sebagaimana ilustrasi di atas disebut dengan “kata kunci” atau “keyword (disingkat KW)“.
Ingat istilah penting bersinonim berikut ini:
Hasil pencarian SEO = hasil pencarian alami = hasil pencarian tak-berbayar = hasil pencarian non-iklan = hasil pencarian organik
Hasil pencarian non-SEO = hasil pencarian tidak alami = hasil pencarian berbayar = hasil pencarian iklan = hasil pencarian non-organik
Jadi SEO selalu alami/organik, tak berbayar, non-iklan.
Dan non-SEO selalu ...............Hasil Pencarian SEO VS Hasil Pencarian Non SEOJika kembali mengacu pada gambar hasil pencarian “umroh 2015” sebelumnya, berikut ini gambaran bagaimana cara membedakan hasil pencarian SEO dan non-SEO.
Dari gambar di atas terlihat bahwa hasil pencarian non-SEO ditandai dengan tulisan Iklan (atau Ads dalam hasil pencarian berbahasa Inggris). Di mesin pencari lain misalnya Yahoo, hasil pencarian non-SEO akan ada tulisan Iklan.Tabel Kelebihan dan Kekurangan Non SEO VS SEO
Berikut ini tabel kelebihan situs/halaman web yang non-SEO VS kelebihan situs/halaman web yang di-SEO-kan.
Dan Ini masing-masing Kekurangannya :
Dari tabel kelebihan dan kekurangan non-SEO dan SEO di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa hasil pencarian SEO adalah hasil pencarian utama dan hasil pencarian non-SEO adalah hasil pencarian tambahan atau sementara. Karena adanya hasil pencarian utama ini, maka Google mendapatkan tambahan income yang sangat banyak. Itu kalau dari sisi bisnis.
Namun bukan berarti hasil pencarian non-SEO tidak memiliki nilai sama sekali. Jika Anda bisa mengoptimisasi keduanya, non-SEO dan SEO dengan sangat baik, maka hal tersebut akan lebih baik dibandingkan hanya menggunakan salah satunya saja. Karena masing-masing saling melengkapi.
Catatan: Hasil pencarian non-SEO biasanya dipakai oleh situs web baru agar bisa cepat memasarkan produk atau jasanya untuk mendapatkan keuntungan, sambil terus mengoptimisasi situs web tersebut secara SEO.
Jin berasal dari kata janna yang artinya menutup. Dari sinilah kata jin berasal, karena tertutup & tersembunyinya mereka dari pandangan mata manusia. Bayi yang masih dalam kandungan ibunya disebut janin karena tertutup dari pandangan manusia.
1.Jin diciptakan Allah swt dari api & lebih dulu dibanding manusia yang diciptakan dari tanah…
Q55:15. dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
Q15:27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.
2.Iblis (nenek moyang syetan) adalah dari jenis jin…
Q18:50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam (makhluk pertama dari jenis manusia), maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari jenis jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia & turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.
3. Jin sama seperti manusia, diciptakan untuk mengabdi kepada Allah swt. Mereka berbeda-beda, ada yang shaleh (Islam) & ada ingkar (kafir)…
Q51:56. Dan Aku tidak menciptakan jin & manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
QS Al Jin:11. Dan sesungguhnya di antara kami ada yang saleh & di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
QS Al Jin:14. Dan sesungguhnya di antara kami ada yang taat & ada (pula) yang menyimpang dari kebenaran...
4. Jin bisa melihat manusia, tapi manusia tidak bisa melihat mereka…
Q7:27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia & pengikut-pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.
5. Manusia BISA berinteraksi & bekerja sama dengan jin, tapi hanya akan menambah dosa & kesalahan bagi manusia…
Q72:6 Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa & kesalahan.
Penyimpanan jimat-jimat seperti ini dapat mengundang Jin
6. Kecepatan dalam dunia jin (beda frequency)…
>>>Speed of Magic/Sulap/Sihir, Speed of UFO, Speed of Jinn<<<
Q27:39 (Kisah pada masa Nabi Sulaiman, Jin Ifrit bisa memindahkan singgasana dalam waktu sekejap). Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari jenis jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya." ......
7. Tantangan Allah swt kepada golongan jin & manusia...
Q55:33. Hai jama'ah jin & manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit & bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
8. Allah swt Maha Berkehendak… Dia menciptakan karakter syetan dari jenis jin & manusia sebagai pengikut-pengikut Iblis laknatullah…
Q6.112. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia & (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka & apa yang mereka ada-adakan.
9. Kejahatan syetan dari jenis jin terhadap manusia… Membuat was-was, MEMBISIKAN hal-hal yang jahat & menjerumuskan manusia ke dalam dosa & kesalahan serta menyesatkan manusia dari jalan Allah swt dengan berkedok macam-macam "kesenangan"...
Q114:5-6. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (jenis) jin & manusia.
Q6:128. Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai jenis jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari jenis manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat KESENANGAN dari sebahagian (yang lain) & kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami." Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)." Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
10. (Dengan izin Allah swt) Banyak manusia yang telah terjerumus, tertipu & disesatkan oleh syetan. Mereka terjatuh dalam dosa syirik dengan menjadikan syetan dari jenis jin sebagai sesembahan & tuhan. Mereka meminta bantuan, petunjuk & melaksanakan ibadah-ibadah persembahan kepada jin yang “mereka anggap tuhan”, dewa, roh nenek moyang, spirit, karuhun, mbah Anu, penguasa laut tertentu (Roro Kidul), penunggu tempat anu, dll…
Q34:41. ... Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu."
Q30:42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."
Q6:100. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, & mereka 'membohongi' (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki & perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan*. Maha Suci Allah & Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
*Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan Uzair putera Allah dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra-putra Allah. Mereka mengatakan demikian karena kebodohannya.
Selain informasi dari Quran, banyak hadits yang meriwayatkan perihal Jin, diantaranya:
1. "Sesungguhnya setan (jenis jin) itu (bisa) mengalir dalam diri manusia pada aliran darahnya, …" (HR Bukhari dari 'Ali bin Husain)
Dunia jin bukanlah dunia materi seperti halnya manusia, jika manusia mendapat pengaruh jin dalam tubuhnya maka manusia tersebut akan mempunyai sifat non materi. Manusia "plus" ini akan terbebas dari pengaruh benda yang bersifat materi. Mereka akan kebal bacokan golok yang terbuat dari besi; mereka akan mudah menembus benda-benda materi seperti tembok, kaca, atau udara (terbang); atau mereka akan mudah ditembus oleh benda-benda yang bersifat materi; mereka bisa dengan mudah mematahkan atau membengkokkan benda-benda dari logam; mereka bisa dengan mudah memakan kaca, silet atau beling; mereka bisa dengan mudah mengangkat atau menarik benda-benda materi yang sangat berat menurut ukuran manusia.
Maka tidak aneh pula bila ada manusia yang tindak-tanduknya di luar kebiasaan manusia yang normal (paranormal). Jin telah mengambil alih sebagian dari fungsi normal kemanusiaan mereka sehingga manusia “plus” ini bisa mengobati /menerawang dari jarak jauh, bisa mengontrol atau menguasai fikiran orang lain (hipnotis), bisa menyetir dengan mata tertutup, bisa melihat makhluk ghaib (Jin /UFO /Alien), bisa meramal, bisa sihir, punya indra ke-6. Tapi seperti dikatakan Allah swt di atas, bahwa manusia yang berinteraksi & bekerja-sama dengan jin (syetan jenis jin) hanya akan menambah dosa & kesalahan bagi manusia tersebut.
2. "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki & setan perempuan." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, & Ibnu Majah).
Rasulullah saw mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah swt dari godaan jin laki-laki & jin perempuan tatkala kita hendak memasuki kamar mandi /toilet /WC.
3. “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain & mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, & Abu Dawud)
4. “Apabila seorang masuk ke rumahnya & mengingat Allah (berdzikir) ketika masuknya & ketika makan, maka setan berkata: “Tidak ada tempat istirahat & makan malam untuk kalian.” Dan apabila ia masuk & tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan berkata: “Kalian telah mendapatkan tempat istirahat.” Dan apabila ia tidak mengingat Allah (tidak membaca bismillah) ketika makan, maka ia berkata:”Kalian mendapatkan tempat istirahat & makan malam.” (HR Muslim)
Syaikhuna Muqbil bin Hadi ra mengatakan: “Jin memiliki roh & jasad, mereka dapat berubah-ubah bentuk & bisa menyerupai sosok manusia maupun binatang, serta mereka bisa masuk dari tempat manapun”.
Rasulullah saw memerintahkan kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: ‘Sesungguhnya setan tidak dapat membuka yang tertutup’. Juga Beliau memerintahkan agar kita menutup bejana-bejana & menyebut nama Allah swt atasnya.
5. “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar (patung-patung) tidak akan dimasuki oleh para malaikat” (HR Bukhari)
Rasulullah saw melarang kita untuk menempatkan patung di dalam rumah. Dalam riwayat lain Rasulullah saw menunjukan sikap tidak senangnya terhadap gambar atau lukisan makhluk bernyawa yang ada di dalam sebuah rumah. Hikmah terbesar yang bisa kita ambil dari hadits ini adalah agar kita terhindar & tidak terjerumus ke dalam kesyirikan.
Fakta di sekitar kita: Interaksi (syaitan dari jenis) Jin dengan Manusia
1. Tidak Disadari
a. Eureup-eureup
Kondisi: Fisik & psikis lemah serta fikiran kosong (antara sadar & tidak, biasanya terjadi pada saat sebelum tidur). Eureup-eureup akan lebih sering terjadi jika seseorang tersebut berada pada tempat yang memang banyak terdapat jin-nya.
Indikasi: Beberapa saat badan terasa ada yang menindih & kadang merasa tercekik. Anggota badan (tangan, mulut, kaki dll.) tidak bisa digerakkan walaupun berusaha untuk digerakan. Tapi hati & kesadaran masih bisa dikontrol. Kadang dalam kondisi tersebut orang yang sedang mengalami eureup-eureup bisa mendengarkan suara-suara aneh atau melihat sosok-sosok aneh (jin).
b. Kesurupan
Kondisi hampir sama dengan eureup-eureup tapi kesurupan jauh lebih ekstrim dimana kesadaran seseorang diambil alih oleh jin yang merasuki dirinya & kadang perlu bantuan orang lain untuk menanganinya. Ruqyah adalah cara yang syari’ dalam penanganan & pengobatan seseorang yang terkena gangguan jin ataupun sihir.
c. Terkena Hipnotis atau Sihir
Penomena ini hampir sama dengan kesurupan, namun dalam kasus hipnotis unsur kesengajaan dari mereka yang melakukan kerjasama antara jin dan manusia lebih dominan sehingga orang yang terkena hipnotis cenderung lebih bisa “dikontrol”.
2. Disadari (mereka tidak sadar telah jatuh ke dalam kesyirikan)
Ada sebagian manusia yang dengan sengaja melakukan ritual-ritual tertentu dengan tujuan peribadatan do’a & syukur kepada “tuhan”, meminta bantuan dan bekerja sama dengan “yang ghaib”, berkomunikasi dengan “kekuatan alam” dst yang kelihatannya benar & syah-syah saja tapi sebenarnya mereka salah & bahkan sudah terjerumus kedalam dosa yang besar (syirik), & itulah yang syetan inginkan…
a. Ritual Persembahan, bisa berupa penyembelihan hewan (yang tidak disebutkan nama Allah di dalamnya), pembakaran kemenyan, persembahan jenis makanan & minuman di tempat tertentu, penanaman kepala kerbau, dst. Dan bahkan ada sebagian pemuja syetan melakukan ritual persembahan jiwa manusia sebagai syarat agar keinginan pemuja tersebut terkabul.
b. (Yoga?) Ritual Pengisian Tenaga Dalam & Pembangkitan Indra ke-6.
Biasanya syetan jenis jin ini menyelewengkan ritual ini dengan istilah Olah (raga) Pernapasan yang di dalamnya ada moment pengosongan fikiran & gerakan-gerakan tertentu sebagai jalan jin masuk ke dalam diri manusia dengan sempurna tanpa ada penolakan dari tubuh orang tersebut.
Kadang, bila seseorang yang hasrat untuk menguasai “ilmu”nya cukup tinggi, maka akan gampang sekali proses ritual pemasukan jin kedalam tubuh orang tersebut. Hanya dengan meminumkan air yang telah dimantra-mantrai (password) oleh sang perantara (guru/dukun/master dll) kepada orang tersebut.
c. Belajar ilmu Hipnotis.
d. Bersemedi.
Pengosongan fikiran & pemusatan fikiran pada sesuatu dan kadang dibarengi dengan pembacaan mantra-mantra atau wirid-wirid tertentu. Mereka melakukannya di tempat-tempat tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Alhasil setelah “lulus” dari ritual-ritual tersebut, mereka mempunyai “ilmu” yang mereka inginkan, baik berupa ilmu putih maupun ilmu hitam (kata mereka). Santet, pelet, susuk, ilmu terawang buana, ilmu ajian gebrak bumi, ilmu meureum ireng, ilmu kehed merehed, ilmu ajian nini anteh, ilmu pengobatan jarak jauh.
e. Menikah (kawin) dengan Jin?
Bolehkah Manusia Menikah dengan Jin ?
Jadi makhluk cerdas selain manusia itu ada di sekitar kita, mereka ada. Anggapan bahwa makhluk cerdas selain manusia datang dari galaxi lain itu hanyalah sangkaan yang tidak berdasar. Yang jelas banyak informasi yang telah disampaikan oleh Zat yang telah menciptakan kita dan alam semesta ini dalam Al Quranul Kariim. Yang jadi pertanyaan adalah:
Maukah kita mengimani dan mempercayai apa-apa yang telah Allah swt sampaikan kepada jin & manusia melalui Rasul-rasul-Nya?
Q6:130. Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
Akhirnya… saudara-saudaraku, bertaqwalah kepada Allah swt dengan selalu berpedoman kepada apa-apa yang telah Allah swt sampaikan dalam Al Quranul kariim dan lewat As Sunnah, hati-hatilah dalam melangkah, jangan sampai kita terjerumus ke dalam perbutan dosa & kesalahan…
Q35:5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu & sekali-kali JANGANLAH SYETAN YANG PANDAI MENIPU, memperdayakan kamu tentang Allah.
Q43.36-37. Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
Allahualam bishowab, Kalau ada kesalahan mutlak datangnya dari saya, jika ada kebenaran mutlak dari Allah SWT
Sumber :
Alam Jin Menurut Al Qur'an dan As Sunnah, Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darul Qalam, 2004
Mengintip Alam Gaib, Aep Saepulloh Darusmanwati, Zaman, Jakarta, 2014
Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Dunia Lain dan Alam Mertafisik dalam Akidah Islam, Muhammad Sayyid Ahmad Musayyar, Prof, Dr, Zaman, 2009
RUQYAH SYAR’IYYAH, dalam prakteknya adalah upaya untuk mengusir jin dan segala macam gangguannya dengan membacakan ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem. Bagi jin yang mengganggu dan jahat, bacaan Al-Quran. terutama pada ayat tertentu- yang dibaca dengan baik dan benar oleh orang yang sholeh dan bersih imannya, akan sangat ditakuti. Mereka akan merasakan panas yang membakar dan pergi.
Pengertian Ruqyah
Ruqyah secara bahasa artinya jampi-jampi atau mantera. Ruqyah sacara syar’i adalah jampi-jampi atau matera yang dibacakan oleh seseorang untuk mengobati penyakit atau menghilangkan ganguan jin atau sihir atau untuk perlindungan dan lain sebagainya dengan hanya menggunakan ayat-ayat Al-quran dan atau doa-doa yang bersumber dari hadist-hadist dari Rarulullah shallallahu’alaihi wassalam dan atau doa-doa yang bisa dipahami maknanya selama tidak mengandung kesyirikan. Ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan yang telah dikenal sejak lama, bahkan sebelum nabi Muhammad -shalallahu ‘alaihi wassallam- diutus.
Ruqyah secara umum terbagi menjadi 2 macam;
Ruqyah Syar’iyyah yang diperbolehkan oleh syar’iah islam yaitu terapi ruqyah yang seperti diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Ruqyah Syirkiyyah yang tidak diperbolehkan oleh sya’iah islam. Yaitu ruqyah dengan menggunakan bahasa-bahasa yang tidak dipahami maknanya atau ruqyah yang mengandung unsur-unsur kesyirikan.
Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam besabda “perlihatkan pada ku Ruqyah kalian, dan tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak mengandung unsur syirik (HR. Muslim).
Dalam Islam ditemukan beberapa dalil yang membolehkan penggunaan ruqyah sebagai pengobatan penyakit. Seluruh ulama sepakat bahwa jenis ruqyah yang disebutkan dalam hadits (terapi Ruqyah Syar’iyyah) maka mengamalkannya adalah sunnah. Sedangkan ruqyah yang berbau syirik (Ruqyah Syikiyyah), seperti dengan menyebut nama seorang wali untuk menyembuhkan gangguan jin, atau dengan menggunakan hal-hal yang tak ada tuntunannya dalam syariat adalah terlarang dan haram hukumnya.
Namun realita yang terjadi di dalam kehidupan ummat islam, di samping metode ruqyah yang diajarkan Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam- dalam hadits-hadits beliau, ada juga metode ruqyah yang merupakan hasil kreasi sebagian orang yang dianggap ahli agama (kiai, atau ustadz).
Inilah yang menjadi persoalan. Banyak ruqyah hasil kreasi itu terasa janggal, bahkan menyebutkan beberapa nama yang tak dimengerti. Satu contoh metode ruqyah yang dilakukan seorang kyai yaitu dengan mengucapkan beberapa kalimat dengan hitungan tertentu dan disertai puasa tujuh hari, dan di malam harinya yang bersangkutan harus melaksanakan shalat hajat. Perbuatan semacam ini jelas tak ada petunjuknya di masa Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam-, sehingga dapat digolongkan ke dalam bid’ah (terapi ruqyah yang tidak Islami), ruqyah seperti ini termasuk yang dilarang dalam syari’at islam. Dari mana ia bisa menentukan bacaan tersebut, serta jumlah dan syarat puasanya. Bukankah puasa merupakan ibadah yang hanya boleh ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya?
Oleh karenanya, kaum muslimin yang menjaga tauhid jangan terpengaruh dengan cara-cara ruqyah bid’ah semacam ini, dan senantiasa mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam- saja.
Lagi pula bisa jadi kalaupun ruqyah itu membuahkan hasil dengan hilangnya penyakit atau perginya jin dari tubuh orang yang kesurupan, maka itu hanyalah permainan jin semata, agar banyak orang yang terjebak ke dalam bid’ah semacam ini.
Mungkin kita pernah mengalami perasaan ganjil di mana kadang-kadang kita melihat seperti ada bayangan orang di tengah malam. Suara ganjil memanggil kita ketika sedang sendiri . Bunyi-bunyi aneh dan seumpamanya. Hal seperti itu mungkin saja terjadi karena adanya mahluk Allah lainnya disekitar kita..
Tidak bisa dipungkiri bahwa didunia ini kita hidup bercampur baur dengan mahluk Allah lainnya yang tidak bisa kita lihat yaitu golongan Jin. Kadangkala ia tinggal bersama dirumah kita, tidak masalah kalau ia tidak mengganggu kehidupan kita. Namun adakalanya ia tinggal didalam tubuh kita, tentu saja ini bisa menimbulkan gangguan pada kehidupan kita.
Jin yang menetap didalam tubuh seseorang bisa menimbulkan gangguan serius seperti rasa sakit pada bagian tubuh yang tidak bisa dideteksi secara medis. Sering bermimpi buruk, mendengar bisikan bisikan yang menyuruh melakukan sesuatu. Kadangkala mudah emosi dan marah tidak menentu, malas beribadah dan mengerjakan shalat. Sulit mendapat jodoh, selalu bernasib sial dan lain sebagainya. Perlu sekali bagi kita untuk mendeteksi apakah ditubuh kita ada mahluk jin yang menumpang atau tidak.
Pada dasarnya seseorang yang terkena gangguan jin bisa mengusir jin itu dari dalam tubuhnya. Atau minta bantuan teman tanpa perlu mendatangi tempat ruqyah, bila saja ia memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan syariat.
Sebelum itu ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan:
1.Anda harus membersihkan diri dari segala dosa dengan jalan taubat. Bila ada dosa dengan sesama, maka mintalah maaf kepada orang yang anda zalimi.
2.Bersihkan tempat tinggal, pakaian, dan diri anda dari segala hal yang berbau syirik, seperti jimat, isim, rajah dan lain-lain.
3. Bagi anda yang pernah menuntut atau telah memiliki ilmu kebal, kebatinan, tenaga dalam metode pengisian (bukan latihan semata), maka anda harus membuang ilmu tersebut dan kembali berserah diri hanya kepada Allah SWT.
4.Bersihkan pula tempat tinggal (rumah dan kamar) dari segala macam gambar yang tak berguna, seperti foto-foto artis, apalagi foto wanita yang membuka aurat. Semua itu akan menghalangi masuknya malaikat, selain berdosa melakukannya.
5.Bersihkan keyakinan anda dari segala macam penyimpangan dalam akidah. Termasuk mengikuti jama’ah bid’ah yang mengamalkan ajaran-ajaran yang tidak berdasarkan sunnah. Juga mengikuti aliran ideologis yang bertentangan dengan islam, seperti komunis, liberal, pluralisme dan lain sebagainya.
6.Selanjutnya anda harus senantiasa menjaga ibadah wajib dengan ketat. Senantiasa shalat lima waktu di masjid berjama’ah.
Jangan pernah ada hari tanpa membaca Al Quran, terutama sepuluh ayat dalam surah Al Baqarah.
7.Tambahkan amalan sunnah dengan hanya mengharap ridha Allah, seperti puasa Senin dan Kamis, shalat tahajjud minimal dua raka’at setiap malamnya di tambah shalat witir minimal satu raka’at sebelum subuh.
Ada beberapa wirid harian yang ma’tsur (sesuai tuntunan Rasululloh). Al ma’tsuroot ini baik anda baca untuk menangkal gangguan jin, baik dalam bentuk kerasukan ataupun sihir kiriman orang sebagai berikut:
Artinya: “Tiada ilah selain Allah, Ia hanya seorang diri tak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah kerajaan dan bagi-Nyalah segala puji. Dialah yang maha berkuasa atas segala sesuatu.”
Doa ini dibaca seratus kali dalam sehari. Khasiatnya berpahala layaknya membebaskan sepuluh orang budak, dituliskan seratus kebaikan padanya, dihapuskan seratus kesalahannya, dan mampu membentengi diri dari setan pada hari itu sampai datangnya waktu malam. Demikian dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.
2. ketika hendak tidur malam
Rangkumkan kedua tapak tangan dan bacakan surah Al Ikhlash, surah Al Falaq dan surah An Naas, lalu ditiup, kemudian diusapkan ke wajah dan seluruh anggota tubuh yang dapat dijangkau. Hal itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari dan lainnya dari Aisyah).
3. Setiap pagi selain membacaayat kursi juga membaca wirid:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya: “Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tak ada yang bisa menyakiti di bumi dan di langit. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Doa ini dibaca tiga kali, khasiatnya tidak akan ada yang mengganggu sepanjang harinya (HR. Muslim, At Turmudzi, Abu Daud dan Ahmad).
Berikut adalah contoh Terapi Ruqyah Syar'iyyah oleh Ustadz Adam Amrullah
Ikhtilath artinya adalah bertemunya laki-laki dan perempuan (yang bukan mahramnya) di suatu tempat secara campur baur dan terjadi interaksi di antara laki-laki dan wanita itu (misal bicara, bersentuhan, berdesak-desakan, dll). (Said Al Qahthani, Al Ikhtilat, hlm. 7).
Contoh ikhtilat, para penumpang laki-laki dan perempuan yang berada di suatu gerbong kereta api yang sama secara berdesakan-desakan. Jika seseorang pernah menumpang Kereta Api pada jam-jam sibuk (jam masuk kerja atau pulang kerja), sangat mungkin dia terjebak dalam ikhtilat. Karena dalam Kereta Api itu para penumpang laki-laki dan perempuan berada dalam gerbong yang sama dan saling berdesak-desakan satu sama lain.
Contoh lainnya, misalkan di sebuah restoran, dalam satu meja ada laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, mereka makan dan ngobrol bersama. Ini juga ikhtilat
Contoh Lainnya, Misalkan ada acara kumpul-kumpul dengan teman lama (reuni, Red) yang mana notabene mereka lama sekali tidak bertemu untuk melepas kerinduan, penuh canda tawa, saling bersentuhan, saling jabat tangan antara laki-laki dengan perempuan tanpa disertai mahramnya. Ini juga merupakan ikhtilat yang sering terjadi.
Ikhtilat hukumnya haram dan merupakan dosa menurut syariah (Hukum Islam), meskipun disayangkan kaum muslimin banyak yang melakukannya. Mungkin itu karena ketidaktahuan mereka akan hukum Islam, atau mungkin karena terpengaruh oleh gaya hidup kaum kafir dari Barat yang serba boleh, yang tidak mengindahkan halal haram.
Di samping haram, ikhtilat juga berbahaya, karena mudah menjadi jalan untuk kemaksiatan-kemaksiatan lain yang merusak akhlak, seperti memandang aurat, terjadinya pelecehan seksual, terjadinya perzinaan, dan sebagainya. Banyak kitab karya para ulama yang khusus menerangkan bahaya-bahaya ikhtilat itu, seperti : (1) kitab Khuthurah Al Ikhtilath (Bahaya Ikhtlath), karya Syaikh Nada Abu Ahmad; (2) kitab Al Ikhtilath Ashlus Syarr fi Dimaar Al Umam wal Usar (Ikhtilat Sumber Keburukan bagi Kehancuran Berbagai Umat dan Keluarga), karya Syaikh Abu Nashr Al Imam, dan (3) kitab Al Ikhtilath wa Khatruhu ‘Alal Fardi wal Mujtama’ (Ikhtilat : Bahayanya Bagi Individu dan Masyarakat), karya Syaikh Nashr Ahmad As Suhaji, dan sebagainya.
KRITERIA IKHTILAT DAN KEHARAMANNYA
Seperti dijelaskan di muka, pengertian ikhtilat adalah bertemunya laki-laki dan perempuan di suatu tempat secara campur baur dan terjadi interaksi di antara laki-laki dan wanita itu. Maka berdasarkan pengertian ikhtilat itu, suatu pertemuan antara laki-laki dan peremuan baru disebut ikhtilat jika memenuhi dua kriteria secara bersamaan, yaitu : Pertama, adanya pertemuan (ijtima’) antara laki-laki dan perempuan di satu tempat yang sama, misalnya di gerbong kereta yang yang sama, di ruang yang sama, di bus yang sama, rumah yang sama, dan seterusnya. Kedua, terjadi interaksi (ittishal, khilthah) antara laki-laki dan perempuan, misalnya berbicara, saling menyentuh, bersenggolan, berdesakan, dan sebagainya.
Jika perempuan dan laki-laki duduk berdampingan di suatu bus angkutan umum, tapi tidak terjadi interaksi apa-apa, maka kondisi itu tidak disebut ikhtilat (hukumnya tidak apa-apa). Tapi kalau di antara mereka lalu terjadi interaksi, misalnya perbincangan, kenalan, dan seterusnya, maka baru disebut ikhtilat (haram hukumnya). Sebaliknya kalau di antara laki-laki dan perempuan terjadi interaksi, misalnya berbicara, tapi melalui telepon, maka tidak disebut ikhtilat karena mereka tidak berada di satu tempat atau tidak terjadi pertemuan (ijtima’) di antara keduanya.
Jadi yang disebut ikhtilat itu harus memenuhi 2 (dua) kriteria secara bersamaan, yaitu : (1) adanya pertemuan antara laki-laki dan perempuan (yang bukan mahramnya) di suatu tempat, dan (2) terjadi interaksi di antara laki-laki dan perempuan itu.
Mengapa ikhtilat diharamkan? Karena melanggar perintah syariah untuk melakukan infishal, yaitu keterpisahan antara komunitas laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan Islami yang dicontohkan dan diperintahkan oleh Rasulullah SAW di Madinah dahulu, komunitas laki-laki dan perempuan wajib dipisahkan dalam kehidupan, tidak boleh campur baur. Misalnya, dalam shalat jamaah di masjid, shaf (barisan) laki-laki dan perempuan diatur secara terpisah, yaitu shaf laki-laki di depan yang dekat imam, sedang shaf perempuan berada di belakang shaf laki-laki. Demikian pula setelah selesai shalat jamaah di masjid, Rasulullah SAW mengatur agar jamaah perempuan keluar masjid lebih dahulu, baru kemudian jamaah laki-laki. Pada saat Rasulullah SAW menyampaikan ajaran Islam di masjid, laki-laki dan perempuan juga terpisah. Ada kalanya terpisah secara waktu (hari pengajiannya berbeda), ada kalanya terpisah secara tempat. Yaitu jamaah perempuan berada di belakang jamaah laki-laki, atau kadang jamaah perempuan diatur terletak di samping jamaah laki-laki. (Taqiyuddin An Nabhani, An Nizhamul Ijtima`i fil Islam, hlm. 35-36).
Namun demikian, ada perkecualian. Dalam kehidupan publik, seperti di pasar, rumah sakit, masjid, sekolah, jalan raya, lapangan, kebun binatang, dan sebagainya, laki-laki dan perempuan dibolehkan melakukan ikhtilat, dengan 2 (dua) syarat, yaitu ;
Pertama, pertemuan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan itu untuk melakukan perbuatan yang dibolehkan syariah, seperti aktivitas jual beli, belajar mengajar, merawat orang sakit, pengajian di masjid, melakukan ibadah haji, dan sebagainya.
Kedua, aktivitas yang dilakukan itu mengharuskan pertemuan antara laki-laki dan perempuan. Jika tidak mengharuskan pertemuan antara laki-laki dan perempuan, hukumnya tetap tidak boleh. Sebagai contoh ikhtilat yang dibolehkan, adalah jual beli. Misalkan penjualnya adalah seorang perempuan, dan pembelinya adalah seorang laki-laki. Dalam kondisi seperti ini, boleh ada ikhtilat antara perempuan dan laki-laki itu, agar terjadi akad jual beli antara penjual dan pembeli. Ini berbeda dengan aktivitas yang tidak mengharuskan pertemuan laki-laki dan perempuan. Misalnya makan di restoran. Makan di restoran dapat dilakukan sendirian oleh seorang laki-laki, atau sendirian oleh seorang perempuan. Tak ada keharusan untuk terjadinya pertemuan antara laki-laki dan perempuan supaya bisa makan di restoran. Maka hukumnya tetap haram seorang laki-laki dan perempuan janjian untuk bertemu dan makan bersama di suatu restoran. (Taqiyuddin An Nabhani, An Nizhamul Ijtima`i fil Islam, hlm. 37).
Perlu diperhatikan juga, di samping dua syarat di atas, tentunya para laki-laki dan perempuan wajib mematuhi hukum-hukum syariah lainnya dalam kehidupan umum, misalnya kewajiban menundukkan pandangan (ghaddhul bashar), yaitu tidak memandang aurat (QS An Nuur : 30-31), kewajiban berbusana muslimah, yaitu kerudung (QS An Nuur : 31) dan jilbab atau baju kurung terusan (QS Al Ahzaab : 59), keharaman berkhalwat (berdua-duaan dengan lain jenis) (HR Ahmad), dan sebagainya.
BAHAYA-BAHAYA IKHTILAT
Sesungguhnya ikhtilat adalah jalan yang memudahkan terjadinya berbagai kemaksiatan. Antara lain : (1) terjadinya sms, Chatting, BBM, yang mengajak Istri atau suami orang lain untuk ber khalwat (Walaupun dengan bercanda, red)Berikut Contohnya SMS, Chatting, BBM yang mengajak Ber Khalwat :(2) terjadinya khalwat, yaitu laki-laki yang berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Sabda Rasulullah SAW,”Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan, karena yang ketiganya adalah syaitan.” (HR Ahmad);
(3) terjadinya pelecehan seksual, seperti persentuhan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram, dan sebagainya. Rasulullah SAW pernah bersabda,”Kedua mata zinanya adalah memandang [yang haram]; kedua telinga zinanya adalah mendengar [yang haram], lidah zinanya adalah berbicara [yang haram], tangan zinanya adalah menyentuh [yang haram], dan kaki zinanya adalah melangkah [kepada yang haram].” (HR Muslim). Rasulullah SAW juga melarang laki-laki dan perempuan berdesak-desakan. Maka dari itu pada masa Rasulullah SAW para perempuan keluar masjid lebih dulu setelah selesai shalat, baru kemudian para laki-laki. (HR Bukhari, no 866 & 870).
Maka dari itu, jelaslah ikhtilat adalah perbuatan buruk yang wajib kita jauhi. Jika tidak, berbagai kemaksiatan akan terjadi, dan bahaya kematian pun akan merajalela pula di tengah-tengah umat Islam.Nauzhu billah min dzalik.
Untuk seseorang yang telah melewati beberapa fase pendidikan, pasti akan selalu bersinggungan dengan kata “REUNI”. Dan ini menjadi semu dan menjadi beban berat jika dihadapkan dengan Jargon “Siraturahmi berbingkai reuni”.
Sebenarnya jika kita benar-benar tahu dalam Islam Kaffah, hal itu merupakan tidak seharusnya dilakukan, karena ada alasan Syar’i. Kecuali jika Islamnya adalah Islam sekuler, Islam Kejawen,Islam Tradisional, Islam KTP yang mencampur adukkan masalah agama dengan konstektual diri serta lingkungannya.
Islam mengajarkan bahwa bersiraturahmi merupakan perkara wajib, yang bila dilanggar maka akan mendapat dosa di sisi Allah SWT, Tetapi kita harus tahu, bahwa konteks siraturahmi dalam Islam adalah menjaga hubungan baik dengan kerabat yang berstatus rahim-mahram. Atau dengan sesama jenisnya, yaitu antara laki-laki dengan laki-laki ataupun antara wanita dengan wanita.
Dari konteks di atas, dapat kita pahami bahwa REUNI Hukumnya tidak Boleh dilakukan jika kita melakukan aktivitas ini dengan orang yang bukan MAHRAM, Kenapa ? Karena orang yang bukan Mahram, Tidak boleh berkhalwat (Sebab Acara seperti ini pasti ada yang saling kirim SMS/BBM/Chat,Red.). Selain itu, Tidak boleh melakukan IKHTILATH (Bercampur baur antara Laki-laki dan wanita). Atau bertemunya laki-laki dan perempuan (yang bukan mahramnya) di suatu tempat secara campur baur dan terjadi interaksi di antara laki-laki dan wanita itu (misal bicara, bersentuhan, berdesak-desakan, dll).
Hal ini sangat jauh berbeda dengan fakta REUNI kekinian, dimana kita ditempatkan di tempat yang sama antara laki-laki dan wanita (IKHTILATH), membicarakan keadaan, dan melepaskan kerinduan.
Apakah REUNI Saklek TIDAK BOLEH & HARAM ? Disinilah istimewanya Islam dengan keluasan hukum syara’nya. Konteks REUNI dapat dilakukan Jika hanya terjadi antara laki-laki dan teman laki-lakinya, serta antara perempuan dengan teman perempuannya.
Demikianlah karena adanya alasan Syar’i inilah maka REUNI yang jamak dilakukan itu sebenarnya tidak boleh dilakukan karena ada unsur IKHTILATH dan KHALWAT (Sekali lagi Khalwat di sini adalah melalui SMS, Chatting, BBM, Telepon, Hal tersebut termasuk konteks berduaan bukan Mahram).
Semoga tulisan saya ini benar-benar sebagai pemahaman Islam secara Kaffa dan Syar’i, dan benar-benar dapat dimaklumi, Allahualam bi showab,….
Minggu, 22.30 WIB, 16 November 2014,............
Untuk istriku tercinta NURUL BADRIYAH, Aku hanya ingin dirimu mengikuti Sunah dijalanku & bersamaku selamanya
Curahan Hati seorang suami yang istrinya terlibat Reuni, semoga memperoleh hidayah dari Allah,.....
Pendahuluan
Islam adalah agama yang kaya. Khazanahnya mencakup segenap aspek kehidupan manusia, termasuk di antaranya masalah kesehatan dan pengobatan.
Ilmu pengobatan islam sebenarnya tidak kalah dengan ilmu pengobatan barat. Contohnya, Ibnu sina seorang muslim yang menjadi pionir ilmu kedokteran modern. Ilmu pengobatan islam bertumpu pada cara-cara alami dan metode ilahiah. Yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi seorang muslim dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakitnya.
Kesehatan adalah sebagian di antara nikmat Allah yang banyak dilupakan oleh manusia. Benarlah ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Ada dua nikmat yang sering kali memperdaya kebanyakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan nikmat kelapangan waktu” (HR. Bukhari). Dan tidaklah seseorang merasakan arti penting nikmat sehat kecuali setelah jatuh sakit. Kesehatan adalah nikmat yang sangat agung dari Allah Ta’ala di antara sekian banyak nikmat. Dan kewajiban kita sebagai seorang hamba adalah bersyukur kepada-Nya sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS Al Baqarah: 152).
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia dibekali akal oleh Allah SWT, disamping sebagai instink yang mendorong manusia untuk mencari segala sesuatu yang di butuhkan untuk melestarikan hidupnya seperti makan, minum dan tempat berlindung. Dalam mencari hal-hal tersebut, manusia akan mendapat pengalaman yang baik dan yang kurang baik maupun yang membahayakan. Maka akal lah yang mengolah, meningkatkan serta mengembangkan pengalaman tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Karena itu, manusia selalu dalam proses mencari dan menyempurnakan hingga selalu progresif. Berbeda dengan binatang yang hanya dibekali dengan instink saja, hingga hidup mereka sudah terarah dan dan bersifat statis. Akal lah yang membentuk serta membina kebudayaan manusia dalam bebragai aspek kehidupannya termasuk dalam bidang pengobatan.
Pengertian
Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari dari penyakit yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia telah merasa di alam ini ada sesuatu yang lebih kuat dari dia, baik yang dapat dirasakan oleh pancaindera maupaun yang tidak dapat dirasakan dan bersifat ghaib. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan atau agama yang di anut manusia.
Secara umum di dalam dunia pengobatan dikenal istilah medis dan non medis. Para ahli berbeda pendapat tentang penjelasan tersebut.
Medis atau kedokteran adalah ilmu untuk mengetahui berbagai kondisi tubuh manusia dari segi kesehatan dan penyakit yang menimpanya. Pendapat ini di nisbat kan oleh para dokter klasik dan Ibnu Rusyd Al-hafidz.
Ilmu pengetahuan tentang kondisi-kondisi tubuh manusia, dari segi kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya kepada kondisi sehat ketika kondisi nya tidak sehat. Ini adalah pendapat Ibnu sina.
Definisi-definisi tersebut walaupun kata-kata dan ungkapannya berbeda tetapi memiliki arti dan kandungan yang berdekatan
Sehingga istilah pengobatan medis dapat disimpulkan sebagai suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup manusia di dasar kan kepada ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh manusia, dari segi kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan, untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya ketika kondisi tidak sehat. Pengobatan medis sendiri dalam sejarah manusia merupakan hasil proses panjang yang di awali secara tradisional hingga menjadi modern seperti sekarang.
Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya
Satu hal yang dapat memotivasi kita untuk terus berusaha mencari kesembuhan adalah jaminan dari Allah Ta’ala bahwa seluruh jenis penyakit yang menimpa seorang hamba pasti ada obatnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut” (HR. Bukhari). Hadits ini menunjukkan bahwa seluruh jenis penyakit, memiliki obat yang dapat digunakan untuk mencegah, menyembuhkan, atau untuk meringankan penyakit tersebut. Hadits ini juga mengandung dorongan untuk mempelajari pengobatan penyakit-penyakit badan sebagaimana kita juga mempelajari obat untuk penyakit-penyakit hati. Karena Allah telah menjelaskan kepada kita bahwa seluruh penyakit memiliki obat, maka hendaknya kita berusaha mempelajarinya dan kemudian mempraktekkannya. (Lihat Bahjatul Quluubil Abraar hal. 174-175, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, ”Untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, penyakit tersebut akan sembuh dengan seizin Allah Ta’ala” (HR. Muslim). Maksud hadits tersebut adalah, apabila seseorang diberi obat yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya, dan waktunya sesuai dengan yang ditentukan oleh Allah, maka dengan seizin-Nya orang sakit tersebut akan sembuh. Dan Allah Ta’ala akan mengajarkan pengobatan tersebut kepada siapa saja yang Dia kehendaki sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ”Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya. Ada yang tahu, ada juga yang tidak tahu” (HR. Ahmad. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah).
Bentuk-Bentuk Pengobatan Alternatif yang Tidak Diperbolehkan
Di antara pengobatan alternatif yang diharamkan adalah pengobatan yang mengandung unsur kesyirikan seperti berobat dengan menggunakan metode sihir. Sihir merupakan ungkapan tentang jimat-jimat, mantra-mantra, dan sejenisnya yang dapat berpengaruh pada hati dan badan. Di antaranya ada yang membuat sakit, membunuh, dan memisahkan antara suami dan istri. Namun, pengaruh sihir tersebut tetap tergantung pada izin Allah Ta’ala. Sihir ini merupakan bentuk kekufuran dan kesesatan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Jauhilah tujuh hal yang membinasakan!” Para shahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah! Apa saja itu?” Maka Rasulullah bersabda, ”Yaitu syirik kepada Allah, sihir, …” (HR. Bukhari dan Muslim).Pelaku sihir memiliki tanda-tanda yang dapat dikenali. Apabila dijumpai salah satu di antara tanda-tanda tersebut pada seorang ahli pengobatan, maka dapat diduga bahwa ia melakukan praktek sihir atau melakukan praktek yang amat dekat dengan sihir. Di antara tanda-tanda tersebut adalah:
1. mengambil bekas pakaian yang dipakai oleh pasien semisal baju, tutup kepala, kaos dalam, celana dalam, dan lain-lainnya
2. meminta binatang dengan sifat-sifat tertentu untuk disembelih dan tidak menyebut nama Allah ketika menyembelihnya, dan kadang-kadang melumurkan darah binatang tersebut pada bagian anggota badan yang sakit3. menuliskan jimat atau jampi-jampi yang tidak dapat difahami maksudnya4. memerintahkan pasien untuk menyepi beberapa waktu di kamar yang tidak tembus cahaya matahari5. memerintahkan pasien untuk tidak menyentuh air selama jangka waktu tertentu, dan kebanyakan selama 40 hari6. membaca mantra-mantra yang tidak dapat difahami maknanya
Demikian pula, diharamkan bagi seseorang untuk berobat kepada dukun. Pada hakikatnya, dukun tidak berbeda dengan tukang sihir dari sisi bahwa keduanya meminta bantuan kepada jin dan mematuhinya demi mencapai tujuan yang dia inginkan. Sedangkan perbuatan meminta bantuan kepada jin sendiri termasuk syirik besar. Karena meminta bantuan kepada jin dalam hal-hal seperti ini tidaklah mungkin kecuali dengan mendekatkan diri kepada jin dengan suatu ibadah atau “ritual” tertentu. Seorang dukun harus mendekatkan diri kepada jin dengan melaksanakan ibadah tertentu, seperti menyembelih, istighatsah, kufur kepada Allah dengan menghina mushaf Alqur’an, mencela Allah Ta’ala, atau amalan kesyirikan dan kekufuran yang semisal, agar mereka dibantu untuk diberitahu tentang perkara yang ghaib. (Lihat Fathul Majiid hal. 332, Syaikh Abdurrahman bin Hasan; At-Tamhiid hal. 317, Syaikh Shalih Alu Syaikh)Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa mendatangi seorang dukun dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad” (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Al-Irwa’ no. 2006). Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah berkata, ”Di dalam hadits tersebut terdapat dalil kafirnya dukun dan tukang sihir karena keduanya mengaku mengetahui hal yang ghaib, padahal hal itu adalah kekafiran. Demikian pula orang-orang yang membenarkannya, meyakininya, dan ridha terhadapnya” (Fathul Majiid, hal. 334).satu hal yang cukup memprihatinkan bagi kita adalah menyebarnya dukun dan tukang sihir yang berkedok sebagai tabib yang mampu mengobati berbagai penyakit. Di antara mereka banyak juga yang berani memasang iklan di surat kabar dan mengklaim dirinya mampu mengetahui hal yang ghaib. Wal ‘iyadhu billah! Di antara contoh praktik-praktik pengobatan yang mereka lakukan misalnya:
1. Pengobatan melalui jarak jauh, di mana keluarga pasien cukup membawa selembar foto pasien. Setelah itu, si tabib akan mengetahui bahwa ia menderita (misalnya) sakit jantung dan gagal ginjal. Oleh si tabib, penyakit itu kemudian di-transfer jarak jauh ke binatang tertentu, misalnya kambing. Hal ini jelas-jelas termasuk berobat kepada dukun, karena apakah hanya melihat foto seseorang kemudian diketahui bahwa jantungnya bengkak, ginjalnya tidak berfungsi, dan lain-lain?
2. Pengobatan metode lainnya, pasien hanya diminta menyebutkan nama, tanggal lahir, dan kalau perlu weton-nya. Bisa hanya dengan telepon saja. Setelah itu, si tabib akan mengatakan bahwa pasien tersebut memiliki masalah dengan paru-paru atau jantungnya, atau masalah-masalah kesehatan lainnya.
3. Dukun lainnya hanya meminta pasiennya untuk mengirimkan sehelai rambutnya lewat pos. Setelah itu dia akan “menerawang ghaib” untuk mendeteksi, me-rituali, dan memberikan sarana ghaib kepada pasiennya.
4. Pengobatan dengan “ajian-ajian” yang dapat ditransfer jarak jauh atau dengan menggunakan “benda-benda ghaib” tertentu seperti “batu ghaib”, “gentong keramat” (cukup dimasukkan air ke dalam gentong kemudian airnya diminum), dan lain sebagainya.
Demikianlah pembahasan yang dapat kami sampaikan, semoga pembahasan yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah Ta’ala senantiasa mengkaruniakan nikmat berupa ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih kepada kita semua. Dan semoga Allah Ta’ala memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menjadi hamba-Nya yang bersih tauhidnya dan jauh dari kesyirikan.Referensi:
1. Kafrawi Ridwan dkk., Ensiklopedi Islam, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1999.2. Majalah Media Dakwah, Agustus 2003/Jumadil Akhir 1424 H.3. Membeda Sikap Beragama, Bila Kyai Dipertuhankan, Pustaka Al Kautsar, 2001.4. Tengku Zulkarnaen, Salah Paham Penyakit Umat Islam Masa Kini, Yayasan Al Hakim, Jakarta, 2003.