Wednesday 8 August 2012

SEGMENTASI PASAR

Segmentasi Pasar
1. Pengertian
Segmentasi pasar adalah merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar terdiri atas beberapa segmen yang berbeda. Dalam segmen pasar akan terdapat pembeli-pembeli yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda, serta mempunyai pola pembelian terhadap produk yang berbeda-beda. Pada umumnya para pembeli itu berbeda-beda satu sama lainnya, baik motifnya, perilakunya, maupun kebiasaan-kebiasaan di dalam melekukan pembelian produk. Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pasar suatu produk itu tidak homogen, melainkan heterogen. Maka untuk menerima pasarnya, perusahaan yang bersangkutan perlu memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap para konsumen atau pembeli, sehingga terarah pada pasar sasaran yang dituju. Di dalam rangka usaha ini, setiap perusahaan harus mengelompokkan para konsumen atau para pembeli, ke dalam kelompok yang cirri-cirinya sama. Setiap kelompok para konsumen atau para pembeli dapat dipilah sebagai suatu pasar sasaran (Target Market) yang akan dicapai dengan strategi marketing mix yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok para konsumen atau para pembeli yang disusun tersebut dinamakan segmen pasar, sedangkan usaha mengelompokkannya disebut segmentasi pasar. Segmentasi pasar dapat juga diartikan sebagai tindakan membagi-bagi pasar kecil menjadi sub-tatanan langganan yang jelas dalam pemasaran yang terpisah. Segmentasi pasar cara untuk membedakan pasar menurut golongan pembeli, kebutuhan, perilaku, motif, kebiasaan pembelian produk-produk, cara penggunaannya serta tujuannya dalam pembelian produk.
2. Persyaratan Segmentasi Pasar
1) Harus dapat dilaksanakan (Actionable)
2) Harus dapat diukur (Measurable)
3) Harus cukup luas (Substansial)
4) Harus dapat dicapai (Accessible)
3. Dasar-dasar Segmentasi Pasar
1) Faktor Demografi
Faktor demografi dititik beratkan pada masalah umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pekerjaan, kebangsaan, status sosial dan jumlah keluarga.
2) Faktor Penghasilan
Faktor penghasilan dititik beratkan pada tingkat penghasilan atau pendapatan seseorang, sosial ekonominya, modal, kekayaannya, dsb.
3) Faktor Sosiologis
Faktor sosiologis dititik beratkan pada kelompok budaya dan khas sosial yang ada di kalangan masyarakat.
4) Faktor Psikologis atau Psikografis
Faktor Psikologis atau psikografis dititik beratkan pada masalah kepribadian seseorang, sikap mentalnya, manfaat produk yang dibelinya, serta yang dibutuhkannya.
5) Faktor Geografis
Faktor geografis akan menyangkut masalah sejuk tidaknya suatu daerah, panas tidaknya suatu daerah, lokasi produknya, masalah iklimnya, masalah pemerintahannya, dsb.
4. Contoh-contoh Segmentasi Pasar
Agar lebih jelas dan mengerti, berikut ini diberikan beberapa contoh dari segmentasi pasar, diantaranya sebagai berikut :
1) Pasar Konsumen
2) Pasar Produsen
3) Pasar Pedagang
4) Pasar Pemerintah

Tuesday 24 April 2012

SYAIKH ABDUL QODIR AL JAELANI

Biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani termuat dalam kitab Adz Dzail 'Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Tetapi, buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Allah oleh manusia siapapun.


Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do'a mereka. Berkeyakinan bahwa do'a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.
Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari'atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo'a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do'a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Allah melarang makhluknya berdo'a kepada selainNya. Allah berfirman, yang artinya:
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." (QS. Al Jin:18)
Kelahirannya
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang 'alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.
Pendidikannya
Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra' dan juga Abu Sa'ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Pemahamannya
Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, "thariqah" yang berbeda dengan jalan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, "Dia (Allah) di arah atas, berada di atas 'ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. "Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, "Sepantasnya menetapkan sifat istiwa' (Allah berada di atas 'ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain). Dan hal itu merupakan istiwa' dzat Allah di atas 'Arsy.
Dakwahnya
Suatu ketika Abu Sa'ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.
Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan. Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat." Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.
Wafatnya
Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi'ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.
Pendapat ulama
Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu."
Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri' Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja'far al Adfawi telah menyebutkan bahwa Asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini."
Ibnu Rajab juga berkata, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. "
Imam Adz Dzahabi mengatakan, "intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau." (Syiar XX/451).
Imam Adz Dzahabi juga berkata, "Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi." Syaikh Rabi' bin Hadi Al Makhdali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, "Aku telah mendapatkan aqidah beliau (Syaikh Abdul Qadir Al Jailani) di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.
Pertanyaan penulis :
1. Mengapa setiap ada hajatan apapun itu, mesti mengirimkan Surat Al Fatihah kepada Beliau ?
2. Dan seolah-olah Beliau disejajarkan dengan Rasulullah SAW, padahal seharusnya Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mulia yang tidak ada bandingannya dengan manusia manapun ?
3. Apakah memang benar ada dalil atau hujah yang mengatur masalah tersebut menurut syariat nya ?
Bukan sebagai apa-apa tulisan ini hanya keingin tahuan saja penulis terhadap Ilmu, terima kasih .....

Monday 23 April 2012

MASALAH TAHLILAN MEMPEMPERINGATI ORANG MATI DITINJAU DARI ILMU FIQIH

Mengapa umat Islam mempunyai kebiasaan mengadakan selamatan orang meninggal, yaitu selamatan atau peringatan tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, haul (ulang Tahun kematian), sewu, dsb. Upacara kumpul-kumpul tersebut diadakan di rumah duka pada hari-hari yang telah ditetapkan tersebut. Upacara kumpul-kumpul untuk selamatan orang mati pada hari-hari tertentu itu menurut Prof. Dr Hamka adalah menirukan agama Hindu. (Tapi kenyataan, penulis sering debat dengan yang berpahamkan atau mendukung tahlilan, mereka menganggap tetap bukan bagian dari agama Hindu) Namun dalam pelaksanaannya, hadirin yang kumpul di rumah duka membaca bacaan-bacaan tertentu dipimpin oleh Imam Upacara. Rangkaian bacaan itu disebut Tahlil, karena ada bacaan La ilaha illalloh. Hingga upacara selamatan orang mati itu sendiri di masyarakat disebut Tahlilan. Biasanya pihak yang duka itu justru menjamu makanan, minuman, dan kebanyakkan masih pula pihak duka membekali makanan untuk dibawa pulang oleh para hadirin. Makanan yang dibawa pulang itu disebut berkat, yang diambil dari lafadzh Arab Barokah. Masih pula kadang harus menyediakan duit diselipkan di besek wadah berkat yang dibawa pulang itu, sehingga beban pihak duka itu bertambah-tambah.
Pendapat ulama-ulama Fiqih sekitar upacara kematian, yaitu :
1. Rasullullah bersabda kepada para sahabatnya ketika Ja’far bin Abi Tholib meninggal dunia : “Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja’far karena telah dating kepada mereka hal yang menyibukkannya.” (Hadist Shohih Riwayat Imam Syafi’I, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
2. Jarir bin Abdillah berkata : “Kami menganggap kumpul-kumpul di (rumah) keluarga si mayit dan penyediaan makanan setelah penguburan si mayit merupakan bagian dari niyahah (meratap).” (Hadist Shohih riwayat Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Imam Syafi’I berkata di dalam Al Umm : “Saya membenci kumpul-kumpul (di rumah mayit) meskipun tidak disertai tangisan, karena hal itu mengingatkan kesedihan dan menimbulkan beban serta bertentangan dengan atsar.”(Al Umm Juz 1)
Sebenarnya hal yang wajib ditinggalkan dan dijauhi oleh adalah apa yang dilakukan oleh orang-orang karena tidak tahuan terhadap ajaran Islam, berupa kumpul-kumpul di rumah-rumah (ahli mayit) untuk makan-makan dan mengeluarkan harta untuk itu. Hal itu tidak boleh karena salafush sholih (generasi Islam terdahulu yang sholih) tidak pernah sama sekali melakukannya. Segala apa yang dilakukan orang-orang pada masa sekarang ini berupa kumpul-kumpul untuk makan-makan, menghamburkan harta yang banyak demi gengsi adalah merupakan hal-hal yang baru dan bid’ah munkaroh yang wajib dijauhi oleh semua orang Muslim, apalagi sering dibarengi dengan hal-hal yang bertentangan dengan petunjuk Al Quran dan As Sunnah serta berjalan sesuai adat jahiliyah seperti melagukan Al Quran dan tidak mematuhi tilawah, meninggalkan inshot (diam dan tidak ribut), bahkan mereka tidak cukup sampai sini. Mereka tidak hanya terbatas melakukannya di hari-hari pertama saja, tapi mereka menjadikan hari ke 40 sebagai pengulangan kemunkaran bid’ah ini. Dan juga mengadakan peringatan temu tahun (haul). Di sini dapat disimpulkan bahwa adat kebiasaan berkaitan dengan kematian, makan-makan, kumpul-kumpul dan peringatan orang mati yang berlangsung di kalangan umat Islam ternyata bertolak belakang dengan ajaran Islam, baik teks hadist maupun teks fiqih serta fatwa para ulama dari berbagai madzhab, klasik maupun masa kini. Hal ini dapat dihubungkan dengan pernyataan Rasullullah SAW, yaitu : “Sesungguhnya yang aku takutkan atas umatku hanyalah para Imam (Ulama, Pemuka) yang menyesatkan.” (Hadist Shohih Riwayat Abu Dawud dan Al Barqoni) (Hal ini sudah dibuktikan sekarang banyak yang ikut-ikutan ulama, kyai, dsb.)

SYIRIK & BENTUKNYA YANG WAJIB DI JAUHI



Permasalahan syirik bukanlah perkara yang remeh, sebab kelurusan seseorang dalam bertauhid dan beraqidah menjadi jaminan bagi keselamatannya di dunia dan akhirat. Apabila tauhid seseorang melenceng dari standar Al-Qur’an dan As-sunnah, maka pasti dia terjerumus pada kesyirikan. Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Rabbmu”. Merekamenjawab, “Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agardi hari Kiamat kamu tidak mengatakan,”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yanglengah terhadap hal ini (keesaan Rabb)”. Atau agar kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah menyekutukan Ilah sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunanyang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang yang sesat dahulu”. (QS. 7:172-173) Ayat di atas menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang terjerumus ke dalam kesyirikan disebabkanoleh dua hal dan secara otomatis dia telah melanggar perjanjian, ikrar dan persaksiannya sendiri terhadap keesaan Allah, dua hal tersebut adalah: • Jahil dan lalai terhadap tauhid dan syirik • Taqlid buta pada adat istiadat dan kebiasaan nenek moyang. Permasalahan syirik bukanlah perkara yang remeh, sebab kelurusan seseorang dalam bertauhid dan beraqidah menjadi jaminan bagi keselamatannya di dunia dan akhirat. Apabila tauhid seseorang melenceng dari standar Al-Qur’an dan As-sunnah, maka pasti dia terjerumus pada kesyirikan. Karena itu kita harus mengerti dan paham apa sebenarnya syirik itu, agar kita bisa terhindar dari bahaya dan malapetakanya di dunia dan di akhirat. Para ulama mengatakan, “Aku mengenali kejelekanbukan untuk melakukannya, tetapi agar terhindar darinya. Barangsiapa yang tidak bisa membedakan antara kebaikan dengan kejelekan pasti terjerumus pada kejelekan itu.” Untuk itu, marilah kitamengenali apa syirik itu sebenarnya. Syirik adalah menyejajarkan/menyamakan makhluk dengan Al-Khaliq (Allah swt) dalam perkara-perkara yang merupakan hak khusus (istimewa) Allah swt. Hak istimewa Allah Subhannahu wa Ta’ala banyak sekali, seperti: Disembah, mencipta, mengatur, memberikan manfaat dan mendatangkan madharat, menentukan baik dan buruk, membuat hukum dan undang-undang (syari’at) dan lain-lainnya. Secara umum jenis syirik itu ada dua: Syirik Akbar (besar) dan Syirik Ashghar (kecil). Perbedaan antara syirik akbar dan syirik asghar adalah: Syirik akbar; • Syirik akbar menghancurleburkan seluruh amal ibadah pelakunya. • Apabila dia meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik akbar maka tidak mendapat ampunan Allah Subhannahu wa Ta’ala. • Pelakunya tergolong murtad dari Islam. • Di akhirat kelak pelakunya akan kekal dalam neraka selama-lamanya. Syirik Asghar (kecil); • Dosa syirik kecil tidak merusak seluruh amal ibadah. • Pelakunya diampuni apabila Allah Subhannahu wa Ta’ala menghendakinya. • Pelakunya tidak tergolong murtad dari Islam. • Di akhirat kelak pelakunya tidak akan kekal dalam neraka selama-lamanya. Beberapa Fenomena Syirik
A. Ngalap (mencari) berkah di kuburan wali, kyai dan selainnya. Sudah menjadi hal yang umum dan membudaya di masyarakat, dan bahkan dianggap ibadah yangsangat afdhal bahwa pada hari-hari/bulan-bulan tertentu, misalnya Maulud (Rabiul awal), menjelang Ramadhan, menjelang lebaran (Syawwal) dan lain sebagainya, banyak orang yang mendatangi kuburan kuburan kyai, orang-orang yang dianggap wali, atau kuburan orang shalih. Mereka datang dari tempat yang cukup jauh dengan mencurahkan tenaga, waktu, pikiran, dan harta. Padahal Rasulullah telah bersabda, “Janganlah kalian mengadakan perjalanan jauh (untuk beribadah, berziarah, mencari berkah) kecuali hanya ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawy), dan Masjid al-Aqsha.” (Muttafaqun ‘Alaih) Dengan melakukan ritual ziarah ke kuburan-kuburan wali/kiyai dari tempat yang jauh, maka itu sudah merupakan suatu pelanggaran terhadap konsekwensi hadits diatas. Kalau ternyata tujuan dari ziarah kubur itu menyimpang dari tuntunan syari’at Islam yang suci ini, seperti: Mencari berkah, meminta-minta kepada penghuni kuburan itu, atau mencari syafa’at, maka perbuatan itu jelas merupakan syirik akbar. Apabila pelakunya tidak bertaubat hingga datang kematiannya, maka Allah Subhannahu wa Ta’ala tidak mengampuninya dan dia kekal dalam neraka, semoga kita terhindar dari hal itu. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. 4:48)
B. Mencari kesaktian lewat amalan, dzikir atau ritual tertentu. Fenomena ritual seperti ini sudah berurat dan berakar, bahkan menjadi trend dalam masyarakat kita. Dan yang terbelit dan terperangkap dalam lingkaran syetan ini mulai dari orang awam sampai para pejabat, rakyat jelata sampai orang berpangkat. Bahkan kalangan “terpelajar” yang mengaku “intelektual”pun menggandrungi klenik-klenik seperti ini. Mereka menyebutnya dengan “membekali diri dengan ngelmu (ilmu), kekebalan, kesaktian”. Untuk mengelabuhi orang-orang awam terkadang “orang pinter” itu menyandangkan titel mentereng seperti: KH (Kyai Haji), Prof, DR, padahal semua itu mereka lakukan untuk melanggengkan bisnis mereka sebagai agen-agen dan kaki tangan syetan dan jin. Untuk meraih kesaktian ini, ada yang dengan cara-cara klasik kebatinan, dengan istilah black magic (ilmu hitam) maupun white magic (ilmu putih), dan ada pula dengan cara-cara ritual “dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu”, dan cara yang terakhir ini lebih banyak mengelabui kaum muslimin, karena seakan-akan caranya Islami dan tidak mengandung kesyirikan. Dan perlu diketahui bahwa”dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu” yang tidak ada syari’atnya dalam Islam, merupakan rumus dan kode etik untuk berhubungnan dengan alam supranatural (alam jin), hal seperti ini merupakan perangkap syetan yang menjerumuskan orang pada perbuatan syirik. Untuk mengetahui bahwa perbuatan itu termasuk perbuatan syirik adalah sebagai berikut: Pertama, bahwa “dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu” tersebut bukanlah syari’at Islam, karena tidak memakai standar Al-Qur’an maupun Sunnah Rasulullah n, dan ini termasuk dalam kategori bid’ah, yang mana syetan lebih menyukai bid’ah daripada perbuatan maksiat sekalipun. Ke dua, apabila tujuan seseorang melakukan “dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu” tersebut untuk memperoleh kesaktian, kekebalan, dan hal-hal yang luar biasa, maka sudah pasti itu bukan karena Allah Subhannahu wa Ta’ala, seperti membaca Al-fatihah 1000 X, Al-ikhlas 1000 X dan lain sebagainya dengan tujuan agar kebal terhadap senjata tajam, peluru dan tahan bacok. Atau membaca salah satu shalawat bikinan (baca;bid’ah) dengan iming-iming kesaktian tertentu seperti bisa menghilang dari pandangan orang, bisa makan besi, kaca, beling dan lain sebagainya. Itu semua bukanlah karomah tetapi merupakan hakikat syirik itu sendiri, karena telah memalingkan tujuan suatu ibadah kepada selain Allah Subhannahu wa Ta’ala.
C. Meminta bantuan arwah rasul, wali, atau tokoh tertentu agar terhindar dari marabahaya. Ritual-ritual seperti ini dapat kita saksikan pada acara-acara malam 1 Syuro(Muharram). Diantara mereka ada yang mengadakan acara ritual di pantai laut selatan, mereka ramai-ramai melepaskan bermacam-macam sesajen seperti hewan yang masih hidup, aneka makanan, bunga-bungaan dan kemenyan sambil memanggil-manggil arwah Nabi Muhammad, Syekh Abdul Qodir Jailani dan memanggil Nyi Roro Kidul. Tujuan mereka melakukan ini agar Nyi Roro Kidul yang “katanya” menjadi penguasa di pantai laut selatan itu tidak minta korban pada tahun ini.
D. Membuat sesajen untuk menolak roh jahat. Kegiatan ritual syirik ini bisa kita temui ketika ada pembangunan jembatan, gedung atau rumah. Pada acara peletakan batu pertama, biasanya diadakan pemotongan hewan kemudian darahnya disiramkan atau dioleskan, dan kepala hewan itu ditanam di situ. Tujuannya agar bangunan itu kokoh, kuat, lancar dalam pembangunannya serta tidak meminta korban, terhindar dari bahaya, serta agar makhluk halus yang ada di situ tidak mengganggu. Ada juga yang meletakkan sesajen di atas tiang utama bangunan, agar terhindar dari gangguan makhluk halus yang berada di daerah itu. Demikian pula, ketika orang merasa takut melewati pohon besar, kuburan, hutan atau lembah yang dianggap angker. Lalu dia mengirimkan berbagai macam bentuk sesajen. Kalau lewat di daerah itu harus minta izin terlebih dahulu, seperti mengucapkan “Mbah permisi saya mau lewat” sambil menundukkan badan pertanda tunduk, atau dengan membunyikan klakson kendaraan sambil menjalankannya dengan pelan-pelan, dan lain sebagainya.
E. Memakai Jimat-Jimat. Ketika batu akik diyakini memiliki daya magic karena telah “diisi” oleh dukun atau orang pintar, maka menjadikan akik itu sebagai jimat pembawa keberuntungan berarti telah menjadikannya sebagai tuhan selain Allah. Ketika bambu kuning atau potongan tulisan arab yang maknanya tidak jelas diletakkan di atas pintu rumah, agar”si kolor ijo”tidak bisa masuk rumah, maka berarti telah mempertuhankan jimat itu, dan ini adalah bantuk kesyirikan yang sangat nyata terhadap Allah SWT. Demikian pula apabila al-Qur’an Stambul (Al-Qur’an berukuran sangat kecil yang tulisannya tidak bisa dibaca kecuali dengan mikroskop) dijadikan jimat untuk menolak marabahaya, maka pelakunyapun sudah terjerumus pada lingkaran syetan yaitu syirik. Rasulullah SAW bersabda, artinya, “Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (sebagai jimat), niscaya Allah menjadikan dia selalu bergantung kepada jimat itu”. (HR.Imam Ahmad dan at-Tirmizi)
F. Ramal-Ramalan Yaitu segala bentuk ramalan, mulai dari ramalan keadaan Indonesia sampai keadaan pribadi seseorang untuk rentang waktu sepekan, sebulan atau setahun ke depan, baik mengenai ekonominya, politiknya dan lain sebagainya. Ini semua adalah klenik-klenik yang menghancurkan negara besar ini yang katanya mayoritas muslim terbesar di dunia. Klenik ini juga yang menjadi faktor utama datangnya musibah-musibah yang silih berganti dan tidak akan pernah hengkang dari tanah air kita ini selama kemaksiatan syirik ini dan dosa-dosa besar lainnya masih gentayangan menghancurkan sendi-sendi kehidupan beragama kita. Wallahul allam, hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.